//]]> Tata Cara Shalat Sunnah Hajat Agar Keinginan Maqbul - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

December 04, 2022

Spirit Muslim. Shalat Hajat menjadi salah satu wasilah atau perantara agar tujuan dan keinginan kita cepat terkabul, baik keinginan itu berkaitan dengan urusan dunia maupun akhirat. Bahkan Rasulullah S.A.W sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa memohon setiap permintaan hanya kepada Allah S.W.T meskipun itu menyangkut hal-hal remeh sekalipun, dalam hadits Rasulullah S.A.W bersabda:

لِيَسْاَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَجَتَهُ حَتَّى يَسْاَلَهُ الْمِلْحَ وَحَتَّى يَسْاَلَهُ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَاانْقَطَعَ
Artinya:
“Hendaklah salah seorang dari kalian senantiasa meminta kebutuhannya kepada Allah, sampai pun ketika meminta garam, sampai pun meminta tali sendalnya ketika putus.” (HR. Tirmdzi; Hasan)

Shalat hajat sendiri dapat dilakukan minimal 2 Rakaat atau sampai 12 Rakaat, dimana setiap 2 rakaat diselingi dengan 1 kali salam seperti shalat sunnah lainnya. Dianjurkan Shalat Hajat dilakukan minimal selama 1 minggu secara berturut-turut agar keinginan lebih mudah terkabul. Tidak ada waktu tertentu untuk melaksanakan Shalat Hajat ini, namun lebih utama dikerjakan pada malam hari seperti waktu saat mengerjakan Shalat Tahajjud karena waktu tersebut merupakan salah satu waktu yang Mustajab untuk memohon kepada Allah S.W.T. Untuk melaksanakan Shalat Hajat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Shalat sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W. Berikut Spirit Muslim akan menjelaskan bagaimana tata cara Shalat Hajat hingga urutan melaksanakan Shalat Hajat.


TATA CARA DAN URUTAN SHALAT HAJAT.


Shalat Hajat memiliki urutan yang sama dengan Shalat-shalat yang lainnya, hanya saja setiap 2 rakaat diselingi dengan satu kali salam, oleh karena itu kami disini hanya memaparkan poin-poin penting dari urutan Shalat Hajat ini. Berikut urutan selengkapnya.

1. Niat
Hal pertama yang wajib dilakukan sebelum melaksanakan Shalat, baik itu Shalat wajib atau Shalat Sunnah adalah niat. Niat yang sesungguhnya pada dasarnya harus diucapkan didalam hati, namun untuk mempermudah niat dalam hati maka diperbolehkan mengucapkan niat dengan mulut terlebih dahulu lalu bersamaan dengan takbir niat diucapkan dalam hati. Adapun niat untuk Shalat Hajat adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya:
“Saya berniat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah SWT.”

2. Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah hukumnya wajib dalam setiap kali Shalat, baik itu Shalat wajib maupun Shalat Sunnah, termasuk Shalat Hajat ini. Maka Shalat tidak sah tanpa membaca Surat Al-Fatihah.

3. Membaca Surat-surat pendek
Surat yang dianjurkan dibaca saat Shalat Hajat adalah Ayat Kursi pada Rakaat pertama dan Surat Al-Ikhlas pada Rakaat kedua. Namun hal ini tidak wajib, diperbolehkan membaca surat-surat lainnya.

4. Shalawat dan membaca Doa
Setelah selesai Shalat Hajat dianjurkan untuk memperbanyak Istighfar, Shalawat, dan memanjatkan doa. Adapun doa yang dapat kita panjatkan adalah sebagai berikut:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Artinya:
“Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 104).

Lalu dilanjutkan membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya:
“Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 104).

0 comments:

Post a Comment