//]]> Hikmah yang Dapat Diambil dari Musibah Gempa di Cianjur dan Meletusnya Gunung Semeru - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

December 15, 2022

Spirit Muslim. Beberapa waktu terakhir masyarakat Indonesia mengalami duka yang mendalam. Bagaimana tidak, setelah gempa yang terjadi di Cianjur Jawa Barat pada 21 November 2022 lalu terjadi musibah susulan dimana gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada 10 Desember 2022. Cukup banyak korban yang berjatuhan akibat bencana besar ini terlebih saat gempa di Cianjur terjadi, tercatat hampir 600 orang menjadi korban dalam musibah kali ini, baik korban meninggal, luka-luka, hingga korban yang hilang. Bahkan tidak sedikit dari korban yang kehilangan harta benda dan tempat tinggalnya.

Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil dari musibah yang akhir-akhir ini terjadi. Sebagai umat Muslim selayaknya kita bersabar dan bertawakkal berserah diri kepada Allah S.W.T atas cobaan dan ujian yang kita hadapi. Ini adalah momentum baik bagi kita untuk Muhasabah diri atau Introspeksi diri atas kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lampau sehingga dalam menjalani kehidupan yang akan datang kita tidak terjerumus ke dalam lubang kesalahan yang sama yang dapat menimbulkan turunnya musibah dan ujian yang lebih besar lagi kepada kita.

Musibah yang akhir-akhir ini melanda masyarakat Indonesia bisa jadi itu semua adalah peringatan yang ingin disampaikan oleh Allah S.W.T kepada hambanya. Maka penting bagi kita untuk segera memperbanyak taubat dan bertafakkur atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat. Cukup banyak hikmah yang dapat kita ambil dari musibah gempa di Cianjur dan meletusnya gunung Semeru di Jawa Timur, berikut Spirit Muslim akan merangkumnya untuk sahabat semua.


1. PERINGATAN DARI ALLAH S.W.T


Bencana gempa Cianjur dan meletusnya gunung Semeru menjadi sebuah pertanda bahwa Allah S.W.T telah memberikan peringatan keras kepada umat manusia. Allah S.W.T menunjukkan betapa kuasanya Allah S.W.T dengan segala kehendak-Nya. Sebagai umat Muslim yang memiliki iman, Allah S.W.T memberikan peringatan ini bukan tanpa sebab, bisa jadi karena ulah manusia itu sendiri yang telah berbuat hal-hal yang sudah melewati batas hingga banyaknya kemaksiatan yang terjadi diatas bumi ini. Allah S.W.T berfirman:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

Artinya:
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)“. (Asy-Syura: 30).

Dari ayat tersebut Allah S.W.T menyampaikan bahwa setiap musibah yang datang menimpa umat manusia adalah hasil perbuatan mereka sendiri, hal ini menegaskan bahwa Allah S.W.T tidak akan menurunkan musibah jika manusia tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas. Namun meskipun begitu, Allah S.W.T tetap memberikan ampunan dan maghfirahnya kepada orang-orang yang mau bertaubat dan memperbaiki kesalahannya karena rahmat Allah S.W.T begitu luas.


2. ALLAH MENGUJI HAMBANYA SESUAI KADAR KEMAMPUANNYA


Meskipun bencana gempa dan gunung meletus menjadi ujian berat, namun semua itu memiliki hikmah besar dibaliknya. Allah S.W.T tidak akan menguji manusia melebihi batas kemampuannya, Allah S.W.T memberikan ujian seperti ini karena Allah maha mengetahui bahwa orang-orang yang diuji tersebut memiliki kemampuan untuk memikul beban seberat ini, dan yakinlah ketika kita mampu melewati ujian ini maka Allah S.W.T akan sedikit demi sedikit mencabut beban tersebut dari kita dan menggantikannya dengan kenikmatan luar biasa yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Dalam surat Al-Baqarah Allah S.W.T berfirman:

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Q.S. Al-Baqarah: 286).


3. TETAP BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH S.W.T


Allah S.W.T sejatinya adalah dzat yang memiliki rahmat yang begitu luas di alam raya ini, meskipun Allah S.W.T menurunkan musibah dan bencana kepada hambanya semata itu semua untuk menguji kadar iman seseorang. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa berprasangka baik kepada Allah S.W.T, karena sebesar apapun musibah yang kita hadapi sudah pasti ada hikmah yang Allah S.W.T sematkan dibalik musibah dan bencana tersebut. Jangan sampai kita berburuk sangka kepada Allah S.W.T karena sesungguhnya Allah S.W.T bersama dengan prasangka hambanya.

عن أبي هريرة – رضي الله عنه – قال : قال النبي – صلى الله عليه وسلم يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري ومسلم)

Artinya:
Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda “Allah ‘azza wajalla berfirman; Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia berdoa kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (H.R. Bukhari dan Muslim).


4. BERSABAR DAN BERTAWAKKAL.


Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa memiliki sikap sabar dan tawakkal dalam keadaan apapun, terlebih saat ditimpa musibah dan bencana. Sabar dan tawakkal adalah senjata utama seorang Muslim untuk menghadapi berbagai cobaan yang ada. Sabar dan tawakkal bukanlah pekerjaan yang sia-sia, jika seseorang benar-benar mampu mengamalkan dengan hati lapang maka balasan Allah S.W.T begitu besar, Allah S.W.T akan mengangkat derajat seseorang menuju kedudukan yang lebih tinggi dan menyediakan pahala bagi mereka yang mau bersabar dan bertawakal menghadapi ujian dan cobaan hidup.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦) أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (١٥٧)

Artinya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al Baqarah 155-157).


5. TETAP OPTIMIS.


Selain bersabar dan bertawakkal, kita juga dianjurkan untuk senantiasa berpikir optimis. Allah S.W.T tidak melarang seseorang untuk bersedih, namun Allah S.W.T tidak menyukai hambanya yang terlalu meratapi musibah yang diderita sehingga membuatnya tidak ikhlas atas kehendak Allah S.W.T. Islam mengajarkan agar seseorang yang ditimpa musibah dan cobaan tidak berlarut-larut dalam kesedihannya, hal tersebut merupakan perbuatan yang sia-sia karena seseorang yang terlampau bersedih hakikatnya dia tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya.

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya:
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Az-Zumar: 53)

0 comments:

Post a Comment