//]]> SEJARAH DAN ASAL USUL ADZAN - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

May 03, 2017



Spirit Muslim. Adzan merupakan seruan bagi umat muslim untuk melaksanakan shalat. Sejarah Adzan sendiri telah disyariatkan pada tahun ke-2 Hijriyah. Pada mulanya untuk mengumpulkan penduduk kota Madinah untuk melaksanakan shalat tidaklah sulit karena umat muslim pada masa itu masih sedikit jumlahnya. Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan Islam yang semakin pesat membuat jumlah kaum muslim menjadi lebih banyak dan untuk mengumpulkan mereka untuk melaksanakan shalat juga semakin sulit. Selain itu penduduk kota madinah juga memiliki kesibukan yang tidak sama sehingga untuk mengumpulkan mereka juga menjadi terkendala. Kesibukan yang tinggi pada setiap orang berpotensi terhadap kelalaian seseorang untuk melaksankan salat tepat pada waktunya. Pada masa itu belum ada cara yang tepat untuk menyerukan panggilan shalat kepada penduduk madinah. Kaum muslimin biasanya berkumpul di masjid menurut waktu dan kesempatan yang dimiliki masing-masing orang. Jika sudah terkumpul banyak maka shalat berjamaah dapat dimulai. Atas permasalahan tersebut maka timbul pemikiran bagaimana caranya untuk mengumpulkan kaum muslimin untuk melaksanakan shalat berjamaah tepat pada waktunya. Akhirnya muncullah ide untuk mengumandangkan adzan. Gagasan adzan pertama kali  bukan berasal dari Rasulullah S.A.W melainkan dari seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Zaid.

Baca juga: pertemuan nabi khidir dengan nabi musa hikmah sang hamba yang alim

Awal mula setelah wahyu dari Allah SWT turun kepada Rasulullah tentang perintah salat lima waktu, Nabi mulai memikirkan bagaimana media atau sarana untuk menyerukan shalat kepada kaum muslimin. Lalu Beliau mengumpulkan para sahabat untuk meminta saran dan gagasan bagaimana cara yang tepat untuk mengumandangkan seruan salat itu. Dari sahabat yang hadir muncul tiga gagasan namun semuanya ditolak Rasulullah dengan alasan bukan mencerminkan ajaran Islam. Lalu beliau menggantinya dengan lafadz Asshalatu jami’ah sesuai dengan saran Umar r.a. Gagasan yang ditolak nabi itu antara lain:

  1. Gagasan pertama datang dari sahabat adalah dengan cara membunyikan lonceng namun ditolak Rasulullah karena menyerupai kaum Nasrani.
  2. Gagasan kedua adalah meniup terompet namun juga ditolak oleh Rasulullah karena merupakan kebiasaan bangsa Yahudi.
  3. Gagasan ketiga adalah menyalakan obor api di tempat tinggi seperti yang dilakukan kaum Majusi namun Nabi juga menolaknya. 

Kemudian Sayyidina Umar r.a mengusulkan untuk menunjuk seseorang sebagai pemanggil kaum muslimin untuk melaksanakan shalat. Saran ini akhirnya bisa diterima oleh semua orang dan Rasulullah juga menyetujuinya. Hingga malam harinya seorang sahabat bernama Abdullah bin Zaid bermimpi tentang Adzan yang cocok dijadikan sebagai seruan untuk melaksanakan shalat. Mimpi itu kemudian disampaikannya kepada Rasulullah S.A.W dan Rasulullah pun menyetujuinya. 
Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid r.a meriwayatkan sebagai berikut: “ketika cara memanggil kaum muslimin untuk shalat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu ia memintanya untuk menjual kepadaku saja.
Orang tersebut malah bertanya: “untuk apa ?”.
Aku menjawabnya: “Bahwa dengan membunyikan lonceng itu kami dapat memanggil kaum muslimin untuk menunaikan shalat”.
Orang itu berkata lagi: “Maukah kau kuajari cara yang lebih baik ?”. 
Dan aku menjawab “ya”.
Lalu dia berkata lagi dan kali ini dengan suara amat lantang:

Allahu Akbar Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Hayya 'alash sholah (2 kali)
Hayya 'alal falah (2 kali)
Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illallah 

Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan Adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal". Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar. Ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad. Setelah lelaki yang membawa lonceng itu melafalkan Adzan, dia diam sejenak, lalu berkata: "Kau katakan jika shalat akan didirikan:

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadarrasullulah
Hayya 'alash sholah
Hayya 'alal falah
Qod qomatish sholah (2 kali),
Allahu Akbar, Allahu Akbar
La ilaha illallah


Rasulullah S.A.W kemudian meminta Abdullah bin Zaid menemui Bilal untuk menyampaikan hal ini. Sejak itulah kemudian Bilal menghiasi udara Kota Madinah dengan kumandang Adzan dari tempat tinggi sebagai seruan salat wajib lima waktu.

Adzan yang pada awalnya berasal dari mimpi sahabat hingga saat ini senantiasa kita dengarkan kumandang adzan setiap memasuki waktu shalat. Betapa hebatnya kumandang adzan yang telah diterapkan bertahun-tahun mampu mengumpulkan kaum muslimin serta mengingatkan kaum muslimin untuk melaksanakan shalat fardhu tepat pada waktunya. Subhanallah. Semoga artikel singkat ini dapat meningkatkan kualitas shalat kita sebagai wujud atas keimanan kita kepada Allah S.W.T.

0 comments:

Post a Comment