//]]> Bagaimana Cara Merayakan Tahun Baru Masehi Sesuai dengan Syariat Islam ? - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

December 20, 2022

Spirit Muslim. Sistem penanggalan yang lazim kita ketahui di Indonesia pada dasarnya ada 2 macam, yakni kalender Hijriyah dan Masehi. Namun karena agama di Indonesia lebih dari satu dan sistem pemerintahan kita yang mengacu pada sistem pemerintahan barat maka mau tidak mau kita menggunakan kalender Masehi sebagai acuan utama. Sedangkan kalender Hijriyah digunakan untuk menentukan penanggalan hal-hal yang berhubungan dengan syariat Islam, seperti penentuan tanggal 1 Ramadhan sebagai tanda awal dimulainya puasa Ramadhan.

Momen pergantian tahun baru Masehi merupakan momen yang ditunggu oleh mayoritas masyarakat dunia, karena pada momen ini seluruh dunia merayakannya secara serentak sesuai zona waktu masing-masing negara, maka tidak mengherankan jika euforia perayaan malam tahun baru ini sangat meriah di berbagai belahan dunia.

Islam sendiri tidak melarang umatnya untuk turut serta dalam momen ini, selama tidak melanggar batas-batas syariat Islam, yang dikhawatirkan saat merayakan tahun baru adalah saat umat Muslim merayakannya hingga melakukan aktivitas-aktivitas yang menyerupai kebiasaan orang-orang kafir, seperti meniup terompet, menyalakan kembang api, hingga berfoya-foya tanpa memperdulikan aturan-aturan syariat Islam hingga mengundang murka Allah S.W.T.

Sebagai umat Muslim, kita masih tetap bisa merayakan pergantian malam tahun baru dengan mengisinya dengan sesuatu yang bermanfaat dan tentunya tidak sampai melanggar batas-batas ketentuan syariat. Lantas bagaimana cara kita sebagai umat Muslim merayakan tahun baru Masehi yang sesuai dengan syariat Islam ? berikut Spirit Muslim akan membagikannya untuk sahabat semua.


1. MENGISI DENGAN SHALAWAT BERSAMA.


Momen tahun baru Masehi menjadi peringatan tahun baru terbesar yang diperingati di berbagai negara di dunia. Bagaimana tidak, kalender Masehi yang menjadi standar penanggalan dunia membuat berbagai lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia turut bersuka cita merayakan momen pergantian tahun ini, tidak terkecuali umat Muslim.

Beberapa ulama ada yang menyebutkan bahwa umat Muslim haram untuk ikut serta merayakan tahun baru karena hal tersebut merupakan aktivitas Tasyabbuh (menyerupai) kebiasaan orang-orang kafir seperti meniup terompet hingga menyalakan kembang api. Sejatinya turut serta merayakan momen tahun baru Masehi tidaklah dilarang dalam syariat selama kita bisa menjaga diri dari perbuatan Tasyabbuh tersebut. Justru sebaliknya, kita harus memerangi perbuatan tersebut dengan menampakkan syiar umat Muslim saat malam pergantian tahun baru, seperti mengisinya dengan bershalawat bersama.

إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)

Di Indonesia sendiri kini sudah banyak umat Muslim yang merayakan tahun baru dengan bershalawat bersama, bahkan para ulama pun juga tidak segan untuk mengisi ceramah saat malam pergantian tahun. Hal ini merupakan salah satu upaya sebagai syiar Islam untuk memerangi berbagai kemaksiatan yang kerap kali terjadi saat malam tahun baru.


2. MOMENTUM UNTUK SENANTIASA BERSYUKUR KEPADA ALLAH S.W.T


Sebagai Muslim sejati, selayaknya kita bijak dalam menyikapi momen malam pergantian tahun, karena sejak dulu kita telah diajarkan oleh Rasulullah S.A.W untuk senantiasa menunjung tinggi nilai-nilai Islam dan aturan syariat Islam dimanapun kita berada. Maka sungguh tidak layak bagi kita melanggarnya hanya demi momen tahun baru yang datang satu kali setahun.

Seorang Muslim yang bijak dan memiliki keimanan yang kuat akan menjadikan momen malam pergantian tahun ini menjadi salah satu momentum untuk senantiasa bersyukur kepada Allah S.W.T karena selama satu tahun ini Allah S.W.T memberikan nikmat dan rahmat yang begitu besar kepada kita, bersyukurlah karena Allah telah memanjangkan umur kita hingga kita masih bisa merasakan nikmatnya iman, Islam, dan ikhsan dalam hidup kita.

فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون

Artinya:
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar”. (QS. Al Baqarah: 152)


3. TIDAK BERLEBIH-LEBIHAN SAAT MERAYAKANNYA


Lazim kita temui saat momen tahun baru dimana orang-orang akan sibuk berfoya-foya untuk melampiaskan keinginan sesaat mereka. Tidak sedikit dari mereka yang melakukan perbuatan mubadzir atau sia-sia saat malam tahun baru, mulai dari menyalakan kembang api berskala besar hingga menghamburkan hartanya untuk mengadakan pesta tahun baru yang sesaat itu.

Islam tidak mengajarkan hal demikian, Islam mengajarkan bahwa umatnya harus mampu menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya sehingga tidak akan menimbulkan perkara yang mubadzir atau sia-sia.

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

Artinya:
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan". (Q.S. Al-A'raf: 31)

0 comments:

Post a Comment