//]]> Filosofi Ketupat yang Kental akan Makna Nilai-nilai Kehidupan - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

May 27, 2020


Spirit MuslimKetupat menjadi salah satu hidangan khas kala hari raya Idul Fitri tiba. Ketupat merupakan rangkaian janur kuning yang dianyam sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk mirip kubus yang kemudian didalamnya diisi dengan beras untuk kemudian dimasak hingga teksturnya mirip seperti lontong. Ketupat ini sangat cocok dihidangkan dengan kuah santan seperti opor ayam. Cita rasa gurih santan dipadukan dengan ketupat menjadikan suasana hari raya Idul Fitri semakin lengkap. Namun tahukah sahabat, bahwa ketupat tidak hanya sekedar hidangan Idul Fitri saja, dibalik keberadaannya ketupat memiliki fiosofi yang kental akan makna nilai-nilai kehidupan, berikut penjelasan selengkapnya.

1. Ngaku Lepat (Mengaku salah).


Sudah menjadi tradisi dan mengakar dalam budaya kita jika saat hari raya Idul Fitri orang-orang akan saling bermaaf-maafan, yang muda meminta maaf kepada yang lebih tua dan yang lebih tua memaafkan serta mengikhlaskan segala kesalahan yang pernah diperbuat orang yang lebih muda. Ini merupakan salah satu filosofi Ketupat, bahwa ngaku lepat atau mengaku kesalahan bukanlah sebuah kehinaan, akan tetapi mengaku salah merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki silaturrahim antar sanak famili dan keluarga sehingga hubungan dengan keluarga dan sanak famili akan tetap terjalin.


2. Laku Papat (Empat Tindakan)


Ketupat juga mencerminkan sebuah tindakan dalam tradisi hari raya Idul Fitri, diantaranya:
  • Lebaran: Merupakan sebuah tanda jika waktu puasa sudah berakhir dan hari kemenangan telah tiba
  • Luberan: Merupakan kondisi dimana sesuatu sedang berlimpah (meluber). Memiliki filosofi bahwa rezeki akan berlimpah yang merupakan tanda bagi orang-orang untuk segera mengeluarkan zakat, terlebih zakat fitrah.
  • Leburan: Memiliki makna bahwa dosa-dosa umat Muslim akan dilebur dan dihapus sebab saling memaafkan antar sesama umat Muslim.
  • Laburan: Labur merupakan kegiatan memutihkan dinding dengan air kapur. Memiliki makna bahwa setiap umat Muslim harus senantiasa menjaga kesucian lahir dan batinnya.

3. Janur


Janur berarti pula Sejatine Nur (Sejatinya Cahaya) merupakan pembungkus utama ketupat yang diibaratkan dengan hati manusia, jika ketupat tersebut dibelah maka akan terlihat beras yang dimasak tadi berwarna putih, sama halnya dengan hati manusia saat lebaran juga kembali suci berwarna putih, tanpa iri, dengki, serta penyakit hati lainnya.


4. Lepet.


Lepet memiliki arti “Mangga dipun silep ingkang rapet” (Mari kita tutup dengan rapat-rapat). Filosofi ini memiliki makna yang cukup dalam, yakni setelah mengaku salah, meminta maaf, maka seyogyanya umat Muslim menutup rapat kesalahan yang pernah diperbuat oleh saudara semuslimnya.

0 comments:

Post a Comment