//]]> DIBALIK PENAMAAN SURAT AL-BAQARAH (SAPI BETINA) - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

June 25, 2019


Spirit Muslim. surat Al-Baqarah  menjadi surat terpanjang dalam jajaran surat yang termaktub dalam Al-Qur’an. Al-Baqarah sendiri memiliki arti Sapi Betina dan disebut sebagai ustatul Qur'an (Puncak Al-Qur'an) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Surat ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kalimat, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah.

Disebut surat Al-Baqarah karena didalamnya terdapat satu kisah tentang Bani Israel yang selalu membantah perintah Nabi Musa untuk menyembelih seekor sapi betina, Bani Israel selalu menanyakan jenis sapi secara mendetail sehingga hal tersebut malah menyusahkan mereka sendiri. Kisah ini termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 67-71. 

Kisah ini dimulai saat ada salah seorang dari Bani Israel telah dibunuh oleh anak pamannya. Ia tidak memiliki pewarisnya kecuali dia (anak pamannya itu). Ia membunuhnya agar cepat mendapatkan harta warisan. Lalu ia menyembunyikan mayatnya itu di suatu tempat agar tidak ada yang mengetahuinya.

Keesokan harinya, ia menuduh bahwa pembunuhnya adalah salah seorang dari Bani Israil dari kelompok Nabi Musa. Mereka langsung membantahnya. Kemudian sebagian dari mereka memberikan usulan kepada Nabi Musa untuk meminta kepada Allah S.W.T untuk memberikan jalan keluar untuk membuktikan tuduhan tersebut. Atas perintah Allah, nabi Musa diperintahkan untuk menyebelih seekor sapi betina. 

Singkat cerita Bani Israel yang masih belum puas dengan jawaban tersebut, lantas mereka menanyakan lagi: “sapi betina yang seperti apa ?”

Ketika mereka bertanya kepada Musa tentang ciri atau sifat-sifat sapi itu, Musa menjawab, “Sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, tetapi pertengahan antara itu…”

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya…”

Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman, bahwa sapi itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangnya…”

Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu. Karena sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk”

Dia (Musa) menjawab, “ Dia (Allah) berfirman, sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang…” Maksudnya, tidak ada cacatnya.

Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya”, dengan sifat-sifat yang sudah jelas.

Singkat kata, mereka pun mencari-cari namun mereka tidak mendapatkannya kecuali sapi milik laki-laki yang berbakti kepada ibunya. Setelah mereka membelinya, mereka pun menyembelihnya. Lalu dipukulkanlah lidah sapi itu kepada yang dibunuh tadi. Ada yang mengatakan dipukul dengan bagian tubuh sapi yang lain. Kemudian ia hidup seraya berkata “Si Fulan yang membunuhku.” Lantas ia mati kembali. (Ibnul Asir Al-Jazari, Al Kamil fit Tarikhi, Jilid 1:148).

0 comments:

Post a Comment