//]]> INILAH SEBENARNYA DABBATUL ARDH - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

February 21, 2019


Spirit Muslim. Allah S.W.T telah memberitakan beberapa tanda-tanda sebelum hari kiamat tiba. Pada dasarnya tanda-tanda tersebut sudah ada sejak zaman Rasulullah S.A.W, tanda-tanda ini semakin tampak dan semakin banyak seiring perkembangan waktu. Lebih-lebih zaman sekarang, yang mana terjadi banyak sekali kemaksiatan, penganiayaan, hingga perzinahan, ini hanya sebagian saja dari sekian banyak tanda-tanda yang telah diisyaratkan oleh Allah S.W.T.

Berbicara mengenai tanda-tanda hari akhir, salah satunya adalah munculnya Dabbatul Ardh (Hewan bumi melata) dari dalam perut bumi. Ia akan menandai siapa saja yang termasuk dalam golongan orang-orang mukmin dan golongan orang-orang kafir. Mereka akan menandai semua orang-orang hingga tidak ada seorang pun yang terlewat.

Berikut Spirit Muslim akan menjelaskan perihal ciri-ciri serta tujuan Dabbatul Ardh hadir di muka bumi sesuai dengan dalil-dalil yang berhubungan akan datangnya Dabbatul Ardh.

DALIL TENTANG KEMUNCULAN DABBATUL ARDH.

Dabbatul Ardh akan keluar di akhir zaman ketika kerusakan melanda manusia dan mereka sudah berani meninggalkan perintah-perintah Allah serta mereka yang telah melampaui batas. Dalam surat An-Naml Allah S.W.T memberikan salah satu tanda datangnya hari akhir dengan munculnya hewan yang bernama Dabbatul Ardh,

وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الأرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ 

Artinya:
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka ,kami akan mengeluarkan seekor binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahawa sesungguhnya manusia sudah tidak yakin kepada ayat-ayat kami.” (QS. An Naml : 82).

Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Aban ibnu Saleh yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Amr pernah ditanya tentang binatang melata tersebut. Maka ia menjawab, "Binatang melata itu keluar dari bawah batu besar yang terdapat di Jiyad. Demi Allah, seandainya aku ada bersama mereka (di masanya) atau kalau aku mampu berbuat dengan tongkatku ini, tentulah aku akan membantu mengangkat batu besar yang muncul hewan tersebut dari bawahnya." Ketika ditanyakan, "Lalu apa yang dilakukan oleh hewan melata itu, hai Abdullah ibnu Amr?” Ia menjawab, "Hewan melata itu menghadap ke arah timur, lalu mengeluarkan teriakannya yang dapat menembus semua kawasan timur, dan ia menghadap ke arah Syam, lalu mengeluarkan teriakan yang terdengar sampai ke negeri Syam, lalu menghadap ke arah barat dan mengeluarkan suara teriakannya hingga terdengar sampai ke barat, lalu menghadap ke arah negeri Yaman dan mengeluarkan suara teriakannya hingga terdengar sampai ke Yaman. Kemudian di petang hari ia pergi dari Mekah, dan pada keesokan harinya telah berada di Asfan." Ketika ditanyakan lagi, "Lalu apa yang dilakukannya?" Abdullah ibnu Amr menjawab, "Saya tidak tahu."

Wahb ibnu Munabbih telah menceritakan sabda Nabi Uzair a.s. yang mengatakan bahwa kelak akan muncul dari kota Sodom binatang melata yang dapat berbicara dengan manusia, semua orang mendengar suaranya. Wanita-wanita yang sedang mengandung melahirkan kandungannya sebelum sempurna masa kandungannya, air yang tadinya tawar berubah menjadi asin, orang-orang yang tadinya bersahabat saat itu menjadi saling bermusuhan, kitab-kitab yang bermanfaat dibakar dan ilmu diangkat (dilenyapkan), dan di masa itu manusia mengharapkan apa yang tidak dapat mereka capai, bersusah payah untuk meraih apa yang tidak mereka jangkau, dan bekerja untuk mencari apa yang tidak mereka makan. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim, dari Wahb ibnu Munabbih.

CIRI FISIK DABBATUL ARDH.

Al-Imam Ahmad dan At-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

تَخْرُجُ الدَّابَّةُ وَمَعَهَا عَصَا مُوْسَـى q وَخَاتَمُ سُلَيْمَانَ q، فَتَخْطِمُ الْكَـافِرَ -قَالَ عَفَّانُ (أَحَدُ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ): أَنْفَ الْكَافِرِ- بِالْخَاتَمِ وَتَجْلُوْ وَجْهَ الْمُؤْمِنِ بِالْعَصَا، حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْخِوَانِ لَيَجْتَمِعُوْنَ عَلَى خِوَانِهِمْ فَيَقُوْلُ هَذَا: يَا مُؤْمِنُ! وَيَقُوْلُ هَذَا: يَا كَافِرُ!

Artinya:
“Seekor binatang akan keluar dengan membawa tongkat Musa, dan cincin Sulaiman Alaihissallam, lalu dia akan memberikan tanda (cap sebagai tanda pengenal) kepada seorang kafir -Affan [9] (salah seorang perawi hadits) berkata, ‘Pada hidung seorang kafir- dengan cincin, dan menjadikan bercahaya serta memutihkan wajah seorang mukmin dengan tongkat, sehingga orang-orang yang sedang berkumpul pada hidangan makanan akan saling menyeru, maka yang ini berkata, ‘Wahai mukmin!’ Sementara yang lain berkata, ‘Wahai Kafir!’” (Musnad Imam Ahmad (XV/79-82, no. 7924) tahqiq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih).

Ibnu Jurayj mengatakan bahwa Ibnu Zubair menjabarkan binatang ini dengan rinci, “Kepalanya seperti kepala kerbau, matanya seperti mata babi, telinganya seperti telinga gajah, tanduknya seperti tanduk rusa jantan, lehernya seperti leher burung unta, dadanya seperti dada singa, warna kulitnya seperti warna kulit harimau, panggulnya seperti panggul kucing, ekornya seperti ekor biri-biri jantan dan kakinya seperti kaki unta. Di antara sepasang persendiannya sejarak 12 ukuran garis lurus.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja, telah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Marzuq, dari Atiyah yang telah mengatakan bahwa Abdullah pernah mengatakan, "Binatang melata itu akan muncul dari tanah retak yang ada di Bukit Safa, selama tiga hari sepertiganya belum keluar; hewan itu larinya kencang seperti kuda balap."

Sedangkan penjelasan lain menjelaskan bahwa Dabbatul Ardh adalah seekor hewan yang memiliki bulu panjang dan bulu yang pendek. Memiliki tubuh yang sangat besar dikatakan semasa ia keluar dari sarangnya dengan kecepatan seperti seeokor kuda yang berlari setelah 3 hari, dan Dabbatul Ardh bisa mengeluarkan 1/3 badannya. Kemudian ia mampu berbicara dengan manusia dengan berbagai bahasa di dunia, sebelah tangan kiri memegang tongkat Nabi Musa dan jari tangan kanan memakai cincin Nabi Sulaiman, ia akan keluar dari kawasan di antara bukit Sofa dan Marwa.

Abu Dawud at Tayalisi mencatat dari Abu Hurairah, Muhammad bersabda: "Binatang ini akan muncul dari perut bumi dan akan membawa tongkat Musa dan memakai cincin Sulaiman. Ia akan memukul hidung orang kafir dengan tongkat itu dan akan mengusap wajah orang beriman sehingga cerah dengan cincin itu. Sehingga mereka makan bersama, mereka akan saling mengenali orang yang beriman dan yang kafir."

MISI DAN TUJUAN DABBATUL ARDH.

Dabbatul Ardh pada dasarnya memiliki misi dan tujuan untuk menandai orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir, dalam sebuah riwayat disebutkan: Abu Daud At-Tayalisi telah meriwayatkan dari Talhah ibnu Amr dan Jarir Ibnu Hazim. Talhah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Ubaidillah ibnu Umair Al-Laisi, bahwa Abut Tufail pernah menceritakan hadis berikut dari Huzaifah ibnu Usaid Al-Gifari alias Abu Sarihah. Sedangkan Jarir mengatakan bahwa ia meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Ubaid, dari seorang lelaki dari kalangan keluarga Abdullah ibnu Mas'ud. Hadis Talhah lebih sempurna dan lebih baik. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. menceritakan perihal binatang itu. Beliau bersabda,

لَهَا ثَلَاثُ خَرْجَاتٍ مِنَ الدَّهْرِ، فَتَخْرُجُ خَرجة مِنْ أَقْصَى الْبَادِيَةِ، وَلَا يَدْخُلُ ذِكْرُهَا الْقَرْيَةَ -يَعْنِي: مَكَّةَ -ثُمَّ تَكْمُنُ زَمَانًا طَوِيلًا ثُمَّ تَخْرُجُ خَرْجة أُخْرَى دُونَ تِلْكَ، فَيَعْلُو ذِكْرُهَا فِي أَهْلِ الْبَادِيَةِ، وَيَدْخُلُ ذِكْرُهَا الْقَرْيَةَ" يَعْنِي: مَكَّةَ. -قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ثُمَّ بَيْنَمَا النَّاسُ فِي أَعْظَمِ الْمَسَاجِدِ عَلَى اللَّهِ حُرْمَةً وَأَكْرَمِهَا: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، لَمْ يَرُعْهم إِلَّا وَهِيَ تَرْغو بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ، تَنْفُضُ عَنْ رَأْسِهَا التُّرَابَ. فَارْفَضَّ النَّاسُ عَنْهَا شتَّى وَمَعًا، وَبَقِيَتْ عِصَابَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَرَفُوا أَنَّهُمْ لَمْ يُعْجِزُوا اللَّهَ، فَبَدَأَتْ بِهِمْ فجَلَت وُجُوهَهُمْ حَتَّى جَعَلَتْهَا كَأَنَّهَا الْكَوْكَبُ الدُّرِّيُّ، وَوَلَّتْ فِي الْأَرْضِ لَا يُدْرِكُهَا طَالِبٌ، وَلَا يَنْجُو مِنْهَا هَارِبٌ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لِيَتَعَوَّذُ مِنْهَا بِالصَّلَاةِ، فَتَأْتِيهِ مِنْ خَلْفِهِ فَتَقُولُ: يَا فُلَانُ، الآن تصلي؟ فَيُقْبِلُ عَلَيْهَا فَتَسِمُهُ فِي وَجْهِهِ، ثُمَّ تَنْطَلِقُ وَيَشْتَرِكُ النَّاسُ فِي الْأَمْوَالِ، وَيَصْطَحِبُونَ فِي الْأَمْصَارِ، يُعْرَفُ الْمُؤْمِنُ مِنَ الْكَافِرِ، حَتَّى إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيَقُولُ: يَا كَافِرُ، اقْضِنِي حَقِّي. وَحَتَّى إِنَّ الْكَافِرَ لَيَقُولُ: يَا مُؤْمِنُ، اقْضِنِي حَقِّي

Artinya:
"Binatang itu muncul tiga kali. Pertama kali muncul ialah di daerah pedalaman, dan kisah kemunculannya tidak sampai kepada penduduk kota (yakni Mekah). Lalu ia bersembunyi dalam masa yang cukup lama. Kemudian ia muncul lagi di lain waktu di daerah yang tidak terlalu dalam sehingga beritanya tersiar di kalangan semua penduduk daerah pedalaman dan sampai pula kepada penduduk kota, yakni Mekah." Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: Ketika manusia sedang berada di masjid yang paling besar kesuciannya dan paling dimuliakan oleh Allah —yaitu Masjidil Haram— dalam keadaan tenang, tiba-tiba muncullah binatang itu di antara rukun (Yamani) dan Maqam Ibrahim seraya mengeluarkan suara lenguhan dan mengibaskan kepalanya menepiskan debu yang ada di kepalanya. Maka orang-orang pun bubar meninggal¬kannya menuju ke berbagai arah, sendiri-sendiri dan berbondong-bondong. Dan yang tinggal hanyalah segolongan kaum mukmin, mereka merasa yakin bahwa diri mereka tidak berdaya terhadap kekuasaan Allah. Maka binatang itu mulai mengecap mereka sehingga bersinarlah wajah mereka, dan menjadikan wajah mereka seakan-akan bintang yang bercahaya. Lalu hewan itu pergi mengembara ke seantero dunia, tiada seorang pun yang dapat mengejarnya dan tiada seorang pun yang melarikan diri selamat darinya. Sehingga ada seseorang yang melindungi dirinya dari (kejaran) binatang itu dengan (berpura-pura) salat. Lalu binatang itu datang dari arah belakang dan berkata, "Hai Fulan, sekarang engkau baru mau salat.” Maka lelaki itu menghadap ke arahnya, dan dia mengecapnya di wajahnya (dengan cap kafir), lalu ia pergi sedangkan lelaki itu kembali bergaul dengan orang-orang banyak bermuamalah dengan mereka dalam harta. Dan orang-orang di tempat-tempat yang ramai di kota-kota dapat dibedakan antara orang mukmin dan orang kafirnya (karena semuanya telah dicap pada wajahnya oleh binatang tersebut). Sehingga seorang mukmin berkata, "Hai orang kafir, bayarlah hakku.” Begitu pula orang kafir mengatakan, "Hai orang mukmin, bayarlah hakku.” (HR. Abu Daud).

Dari Hadits diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama Dabbatul Ardh muncul di muka bumi antara lain:
  1. Berbicara kepada manusia bahwa ” sesungguhnya manusia sudah tidak yakin dengan ayat-ayat Allah.”
  2. Membuat tanda di wajah orang Mu’min menjadi cerah dan wajah orang kafir menjadi gelap.
  3. Tidak menakutkan manusia tetapi ia akan menjerit / memekik di kawasan Makam Ibrahim dan Hajaratul Aswad sambil menebar-nebarkan tanah di atas kepalanya kemudian ia menghadap timur dan memekik kemudian menghadap ke barat dan memekik. Suaranya melampaui segala penjuru yang menyebabkan manusia berlarian karena takut. Dalam keadaan yang sama orang mu’min sudah mengetahui bahawa yang bersuara keras itu adalah Dabatul Ard bintang Allah dan mereka tetap di tempat mereka dan tidak mengalami ketakutan apapun.
  4. Dabatul Ard akan keluar selepas Ya’juj dan Ma’juj mati akibat virus yang diturunkan oleh Allah kepada mereka. Dabatul Ard akan keluar selepas terbitnya matahari seperti biasa yaitu pada waktu dhuha setelah matahari itu terbit sebelah barat . Dabatul Ard akan keluar jika bumi pulih setelah bencana Ya’juj dan Ma’juj. Wallahualam.

0 comments:

Post a Comment