//]]> PROFIL DAN BIOGRAFI LENGKAP GUS IQDAM, DEKENGANE PUSAT - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

September 24, 2023

Spirit Muslim. Salah satu ulama muda dengan gaya penyampaian dakwah dengan ciri khas santai adalah Gus Muhammad Iqdam Kholid atau biasa dipanggil Gus Iqdam. Gus Iqdam merupakan Pendiri majelis Sabilu Taubah sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Beliau cukup memberikan dobrakan unik dalam dakwah yang disampaikannya, bahkan beliau tidak segan untuk merangkul berbagai jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan santri biasa, kalangan marginal seperti pemabuk, pengamen, anak-anak punk, anak jalanan hingga para pejabat dan aparat pun beliau rangkul bersama untuk kembali ke jalan yang lurus. Bahkan tak jarang dari kalangan artis pun juga turut menghadiri majelis ini, sebut saja Happy Asmara hingga Denny Caknan.

Usaha dakwah Gus Iqdam sendiri mulai dilirik masyarakat luas berkat beberapa sematan kata-kata unik yang disampaikannya disela-sela dakwah, misalnya saja dekengane pusat (backingan pusat), ST nyell (Sabilu Taubah total), garangan, hingga wonge teko (orangnya datang). Selain itu banyak para jamaah yang hadir merekam kegiatan majelis dan mengunggahnya ke media sosial mereka, maka tidak mengherankan dalam tempo waktu yang cukup singkat majelis Sabilu Taubah berkembang pesat dan menjadi besar seperti sekarang ini, banyak jamaah yang menghadiri majelisnya hanya untuk mendengarkan tausiyah dan dakwahnya yang nyantai tersebut.

Lantas seperti apa sosok Gus Iqdam ini ? bagaimana profil dan biografi lengkap Gus Iqdam ? berikut Spirit Muslim akan membagikannya untuk sahabat semua.


SEKILAS PROFIL DAN BIODATA GUS IQDAM

Nama Lengkap : Muhammad Iqdam Kholid
Kelahiran          : Blitar, 27 september 1994
Orang Tua        : KH. Kholid dan Hj. Ny. Lanratul Farida
Istri                   : Nilatin Nihayah
Putra                : Ahmad Novel Zubaidi Al Munawwir (Gus Novel)


LATAR BELAKANG KELUARGA DAN PENDIDIKAN GUS IQDAM

Gus Iqdam merupakan salah satu sosok ulama muda yang lahir di Blitar pada tahun 1994, beliau lahir dari pasangan KH. Kholid dan Hj. Ny. Lanratul Farida. Beliau merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Nasab beliau pun juga tidak main-main, ibunya merupakan salah satu keturunan kyai kharismatik yakni KH. Zubaidi Abdul Ghofur seorang Mursyid salah satu Toriqoh di Jawa Timur sekaligus pendiri Pondok Pesantren Manbaul Hikam.

Dari segi pendidikan, Gus Iqdam dari kecil menghabiskan waktunya untuk belajar agama di salah satu pondok pesantren milik pamannya sendiri yakni KH. Dhiyauddin Azzamzami, kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur dibawah asuhan Gus Kautsar.

Sempat suatu ketika, saat memasuki jenjang pendidikan Tsanawiyah Gus Iqdam bercerita bahwa dirinya adalah anak yang paling nakal di antara ketiga kakaknya karena beliau hobi dengan dunia motor dan otomotif. Kecintaannya terhadap motor awalnya membuat Gus Iqdam enggan mondok di pesantren. Namun, setelah dibujuk abahnya, beliau akhirnya bersedia untuk mondok.

Gus Iqdam sendiri menikah dengan ning Nilatin Nihayah pada 2021 silam, ning Nila sendiri merupakan putri dari Al-Maghfurlah KH. Thoha Widodo Zaini Munawir, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Tidak lama setelah itu Gus Iqdam dan ning Nila dikaruniai seorang putra yang diberi nama Ahmad Novel Zubaidi Al Munawwir atau akrab dipanggil Gus Novel.


GAYA DAN METODE DAKWAH GUS IQDAM

Gus Iqdam dalam dakwahnya sama sekali tidak mendiskriminasi atau menjustifikasi jamaahnya yang pernah berbuat salah atau pernah dalam dunia kelam, beliau justru merangkul mereka semua dan memberikan arahan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Beliau senantiasa memanusiakan manusia dalam setiap dakwahnya, beliau merangkul orang-orang dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan santri biasa, kaum marginal seperti pengamen, anak punk, anak jalanan, hingga para pejabat dan aparat pun tidak luput dari perhatian beliau, maka tidak mengherankan jika majelis Sabilu Taubah berkembang cukup pesat sampai saat ini.

Berkembangnya majelis ta’lim Sabilu Taubah tidak lepas dari pengaruh besar dari sosok Gus Iqdam yang menyampaikan dakwahnya dengan gaya santai namun penuh dengan ilmu yang disampaikannya. Beliau dalam dakwahnya menggunakan bahasa-bahasa santai yang kerap kali kita jumpai dalam bahasa tongkrongan anak muda, seperti dekengan pusat (backingan pusat), wonge teko, garangan, ST nyelll (Sabilu Taubah total), dan masih banyak lagi bahasa-bahasa santai lain yang beliau selipkan dalam setiap tausiyahnya. Mungkin inilah yang membuat dakwah Gus Iqdam mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat terutama kawula muda dan generasi milenial.

Awal mula istilah dekengan pusat sendiri berawal dari Gus Iqdam saat menjelaskan keutamaan dari shalat qabliyah Shubuh. Beliau berucap "Dekenganmu wes gak trimo pejabat (backingan kamu tidak hanya pejabat), kalau kamu mau melakukan salat sunnah atau salat qobliyah atau salat rawatib apapun, dekenganmu pusat (backinganmu pusat).

Dekengan pusat yang dimaksud Gus Iqdam dalam konteks tersebut adalah Allah SWT yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam mengatur segala urusan di dunia ini. Gus Iqdam kembali menekankan bahwa istilah tersebut murni berasal dari spontanitasnya saat mengisi sebuah kajian.

Keberadaan media sosial yang semakin masif juga turut menjadi andil atas keberhasilan dakwah Gus Iqdam ini. Banyak para jamaah yang merekam dan membagikan momen dakwah Gus Iqdam diberbagai platform media sosial seperti TikTok, Youtube, hingga Instagram. Maka tidak mengherankan jika jamaah beliau berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke. Bahkan pernah suatu ketika beliau kedatangan jamaah yang berasal dari Aceh.

Gus Iqdam sendiri mengibaratkan ngaji sebagai bensin yang sangat dibutuhkan suatu kendaraan untuk menggerakkannya. Sebab bagaimana mobil bisa bergerak jika tidak ada bensin, sebagaimana raga apakah bisa bergerak menjadi baik jika tidak mengaji? Beliau juga menekankan bahwa ngaji menjadi salah satu cara untuk mengatur jiwa, mengolah pikiran dan rohani seseorang.


MAJELIS TA'LIM SABILU TAUBAH

Gus Iqdam adalah sosok pendiri majelis ta’lim Sabilu Taubah. Gus Iqdam memberikan nama majelis ini dengan Sabilu Taubah yang memiliki arti “Jalan Taubat”, dengan pemberian nama ini menunjukkan bahwa majelis ta’lim ini diharapkan menjadi salah satu wasilah atau jalan bagi setiap orang untuk kembali ke jalan yang benar.

Majelis ini terbilang masih baru, didirikan pada tahun 2018. Pada awalnya lingkungan sekitar yang meminta beliau untuk mengadakan kajian di kediamannya dengan jamaah yang hanya berjumlah 7 orang saja. Saat itu Gus Iqdam juga masih sering menerima undangan ngaji di Lampung, Sumatera. Ide pendirian majelis itu bermula dari obrolan warung kopi yang kemudian dikonsultasikan kepada gurunya, kemudian atas persetujuannya beliau merintis majelis ta’lim tersebut.

Diawal majelis tersebut berdiri, tidak sedikit yang meragukan Gus Iqdam. Namun dengan dukungan Gus Diyak, kendala yang dihadapi pun menjadi penyemangatnya. Gus Iqdam berpendapat bahwa harus ada yang mendampingi kaum muda, apalagi mereka yang mendapatkan anggapan remeh mengenai masa depan yang suram.

Seiring dengan berjalannya waktu, lambat laun majelis ini kini berkembang pesat, hal ini terbukti dari semakin banyaknya jamaah yang menghadiri majelis ini mencapai puluhan ribu orang, bahkan hingga saat ini tercatat jamaah yang hadir di majelisnya mencapai lebih dari 66.000 orang. Jamaah yang membludak ini membuat Gus Iqdam dan panitia bergotong royong membersihkan semak-semak dan ilalang di kebun sengon untuk dijadikan tempat tambahan untuk menampung para jamaahnya.
Next
This is the most recent post.
Older Post

0 comments:

Post a Comment