//]]> Kisah Tiko Merawat Ibunya, Cerminan Uwais Al-Qarni Masa Kini - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

January 05, 2023
KISAH TIKO MERAWAT IBUNYA, CERMINAN UWAIS AL-QARNI MASA KINI

Spirit Muslim. Beberapa hari ini jagat maya diramaikan dengan kisah Tiko dan bu Eny. Kisah seorang anak dan ibu ini viral karena mereka tinggal di rumah mereka yang terbilag megah namun tak terurus di daerah Klender, Jakarta Timur. Aliran listrik dan air pun juga terputus sehingga untuk kebutuhan air mereka berdua terpaksa menadah air hujan yang turun, terkadang Tiko mengambil air di sisi samping rumahnya untuk kebutuhan sehari-hari. Tiko tidak pernah putus asa meskipun sang ibu tengah mengalami depresi selama lebih dari 12 tahun yang lalu. Ia senantiasa bersabar merawat ibunya.

Kisah Tiko dan bu Eny ini mengingatkan kita kepada sebuah kisah sahabat nabi bernama Uwais Al-Qarni yang mencurahkan hidupnya untuk berusaha membahagiakan dan merawat ibunya yang lumpuh. Bahkan baktinya kepada sang ibu ditunjukkan Uwais dengan berbagai cara, salah satunya memenuhi keinginan ibunya yang lumpuh untuk melaksanakan haji dengan menggendong disepanjang perjalanan menuju Makkah. Kisah Tiko dan ibunya yang tengah viral ini merupakan cerminan dari kisah Uwais Al-Qarni yang dapat kita jadikan contoh dan teladan untuk senantiasa berbakti kepada orang tua.
.

AWAL KISAH TIKO DAN BU ENY

Awal Kisah Tiko dan bu Eny

Keluarga Tiko dulunya termasuk keluarga yang harmonis dan serba berkecukupan, ia bersama keluarganya tinggal di perumahan elit dan megah di daerah Klender Jakarta Timur. Ayah dan ibunya yakni bu Eny dulu berprofesi sebagai karyawan kantor. Hingga suatu ketika pada tahun 2010 ibunya terlihat menunjukkan tanda-tanda depresi. Puncaknya antara tahun 2011-2013 ayah Tiko menceraikan ibunya dan ayahnya pergi dari rumah tersebut lalu pulang ke kampung halamannya di Madiun.

Tak selang waktu lama, ayahnya Tiko kemudian kembali ke rumah tersebut sambil membawa truk dan mengambil perabotan dan seluruh isi dari rumah tersebut. Ibu Eny semakin terlihat depresi dengan kenyataan yang ia alami tersebut. Semenjak kejadian tersebut Tiko pun memutuskan untuk tetap tinggal di rumah tersebut sembari merawat sang ibu sampai sekarang.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Tiko pun bekerja sebagai satpam di komplek tersebut. Sesekali ia datang menemui ibunya untuk memenuhi kebutuhan ibunya sehari-hari. Tiko enggan menjual rumah tersebut karena ia beralasan bahwa bagaimanapun rumah tersebut adalah rumah peninggalan orang tuanya.

Setelah kisahnya viral dan dibagikan banyak akun di media sosial, akhirnya bersama para relawan, ibu Eny di bawa ke RSJ agar segera mendapatkan perawatan intensif untuk memulihkan rasa trauma dan depresi yang dialaminya. Saat hendak dibawa ke RSJ pun para petugas mendapat perlawanan dari bu Eny, karena seperti yang diketahui bahwa bu Eny tidak menyukai keberadaan orang asing yang tidak ia kenal.


TIKO CERMINAN UWAIS AL-QARNI MASA KINI

Tiko Cerminan Uwais Al-Qarni Masa Kini

Kisah Tiko bersama ibundanya ini mengingatkan kita dengan kisah Uwais Al-Qarni, sosok sahabat nabi yang senantiasa berbakti kepada ibunya. Uwais Al-Qarni merupakan salah satu sahabat nabi yang termasuk dalam golongan Tabi'in, dimana semasa hidup Rasulullah S.A.W, Uwais tidak pernah bisa bertemu dengan Rasulullah S.A.W karena jarak yang begitu jauh dan kesibukan Uwais mengurus ibundanya.

إن خيرَ التابعين رجلٌ يقالُ له أويسٌ . وله والدةٌ . وكان به بياضٌ . فمروه فليستغفرْ لكم

Artinya:
“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian”. (HR. Muslim).

Seperti yang kita tahu bahwa Uwais adalah seseorang yang tidak begitu dikenal penduduk bumi namun ia sangat dikenal oleh penduduk langit karena baktinya yang begitu besar kepada ibundanya. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa menuruti setiap keinginan dan permintaan ibundanya, hal tersebut Uwais lakukan semata ingin melihat ibundanya bahagia dan ridha terhadapnya. Bahkan baktinya tersebut ia tunjukkan dengan menggendong ibunya dari kediamannya di Yaman menuju Makkah karena kondisi ibunya yang lumpuh untuk menunaikan ibadah Haji.

Kisah Uwais Al-Qarni ini nyatanya hampir sama dengan kisah yang dialami Tiko dan ibundanya yakni bu Eny, dimana kisah ini menjadi contoh betapa besarnya bakti seorang anak terhadap ibunya. Bahkan Allah S.W.T memerintahkan langsung kepada hambanya untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama kepada sang ibu

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman : 14).

Kisah Tiko merupakan cerminan dari kisah Uwais Al-Qarni. Tiko dan Uwais sama-sama berusaha menunjukkan baktinya kepada ibundanya ditengah kondisi ibunda mereka berdua yang tengah sakit. Uwais diuji baktinya dengan kondisi ibundanya yang lumpuh sementara Tiko dengan kondisi ibundanya yang mengalami depresi.

Meskipun Tiko mengetahui ibundanya mengalami depresi yang begitu berat dan kondisi ekonomi yang tidak lagi sama saat keluarganya masih utuh, namun Tiko tetap berjuang dan berusaha sekuat mungkin untuk berbakti kepada ibundanya dengan merawat dan memenuhi kebutuhan hidup ibundanya. Bahkan saat ibundanya di evakuasi oleh patugas RSJ pun ia terlihat sedih menitikan air mata, ia tidak tega melihat ibundanya meronta melawan petugas. Namun Tiko tidak dapat berbuat banyak, karena semua itu demi kebaikan ibundanya agar bisa segera sembuh dari rasa trauma dan depresi yang dialaminya.

Tiko bisa menjadi contoh dan teladan bagi generasi saat ini bahwa keberadaan seorang ibu merupakan harta yang tak ternilai. Seperti apapun kondisi seorang ibu, sudah selayaknya bagi seorang anak untuk menunjukkan baktinya dengan merawat sang ibu disisa umurnya karena sejatinya surga berada di bawah telapak kaki ibu dan ridha Allah tergantung ridha orang tua. Wallahu A'lam.

0 comments:

Post a Comment