//]]> Biografi Lengkap Ustadz Adi Hidayat (UAH) Terupdate - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

December 03, 2022

Spirit Muslim. Ustadz Adi Hidayat atau biasa dipangil UAH merupakan sosok Da'i (pendakwah) yang identik dengan ceramahnya yang bersemangat dan berapi-api. Beliau dikenal sebagai seorang Hafidz Qur'an sekaligus sebagai salah satu ahli tafsir Qur'an dan Hadits terbaik saat ini. Tidak hanya itu saja, keahliannya dalam Ushul Fiqh juga tidak sembarangan, beliau kerap kali menampakkannya ketika berceramah di berbagai tempat, ceramahnya yang lugas dan langsung menuju ke inti permasalahan membuatnya mudah diterima masyarakat. Selain itu penguasaannya terhadap Al-Qur'an dan Hadits hingga mampu menyebutkan tata letak dan posisi ayat menjadi ciri khas beliau dalam berdakwah.

Beliau salah seorang ulama yang cukup gigih dalam syiar agama Islam, hal ini terlihat dari eksistensi beliau dalam berbagai media sosial online seperti Youtube, Facebook, hingga Instagram. Dengan fasilitas media sosial inilah beliau senantiasa mengajarkan ilmu-ilmunya kepada masyarakat awam agar dakwahnya bisa sampai ke seluruh penjuru wilayah yang ada di Indonesia. Bahkan Subscriber serta follower beliau yang banyak menandakan bahwa ceramah beliau benar-benar diterima oleh masyarakat luas. Lantas seperti apa sosok Ustadz Adi Hidayat ini ? seperti apa biografi Ustadz Adi Hidayat selengkapnya ? berikut Spirit Muslim akan mengupasnya secara up to date untuk anda.


SEKILAS BIOGRAFI USTADZ ADI HIDAYAT

Nama Lengkap :Adi Hidayat Lc, M.A.
Kelahiran          :Banten 11 September 1984
Orang Tua         :Warso Supena & Hj. Rafiah Akhyar
Saudara             :Ade Rahmat, Ning Inayatin, Ima Rahmawati, dan Ita Haryati
Istri                    :Shufairak (Mbak iir)
Putra-putri     :Muhammad Hamilul Qur'ani, Amelia Habibatul Mustafa, dan Muhammad Abdullah Amali

Ustadz Adi Hidayat memiliki nama lengkap Adi Hidayat Lc, M.A, beliau lahir di Banten tepatnya di Pandeglang pada 11 September 1984. Beliau lahir dari pasangan Warso Supena dan Hj. Rafiah Akhyar. Beliau memiliki 5 saudara, yakni Ade Rahmat, Ning Inayatin, Ima Rahmawati, dan Ita Haryati. Pernikahannya dengan Shufairak atau kerap dipanggil mbak iir dikaruniai 3 orang anak, yakni Muhammad Hamilul Qur'ani, Amelia Habibatul Mustafa, dan Muhammad Abdullah Amali.

PENDIDIKAN USTADZ ADI HIDAYAT

1. Madrasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang
2. Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut (1997 - 2003)
3. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2003 - 2005)
4. S1 Kulliyyah Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009)
5. S2 Islamic Call College, Tripoli, Libya (2009 - 2011)

Ustadz Adi Hidayat mendapatkan pendidikan sejak beliau masih belia, meski pertemuan dengan ayahnya tidak berlangsung lama dikarenakan ayah beliau wafat saat beliau berumur 13 tahun. Ibundanya lah yang kemudian menggantikan sosok ayahnya yang senantiasa mengajarinya bersama saudara-saudaranya mengaji Al-Qur'an tepatnya selepas Shalat Maghrib. Selain mendapatkan pendidikan di rumah, Ustadz Adi Hidayat juga mengenyam pendidikan formal di luar seperti anak pada umumnya. Beliau mengawali perjalanan pendidikan formalnya dari TK Pertiwi di Pandeglang tahun 1989, kemudian beliau melanjutkan pendidikannya dasarnya di SDN Karaton 3 di Pandeglang hingga kelas III. Beliau kemudian pindah ke SDN 3 Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI. Selama pendidikan dasar mulai tingkat TK hingga SD beliau selalu mendapat predikat siswa terbaik yang membuatnya dimasukkan ke dalam kelas unggulan tingkat sekolah dasar di Kabupaten Pandeglang, dalam program ini beliau kembali menjadi siswa teladan peringkat pertama.

Ada sebuah kisah menarik dimana saat Ustadz Adi Hidayat saat hendak masuk SMP 1 pandeglang, ibu beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah S.A.W, sehingga beliau membatalkan memasukkan puteranya tersebut ke SMP 1 Pandeglang dan mengalihkannya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Di pagi hari beliau sekolah umum, siang hingga sore beliau sekolah agama. Di madrasah ini, lagi-lagi beliau juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.

Pada tahun 1997 beliau melanjutkan pendidikannya hingga Aliyah di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut. Ponpes ini merupakan ponpes yang memadukan antara ilmu Agama dan umum yang berimbang, di Ponpes inilah beliau mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Tingkat kelas II Aliyah beliau pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Pondok Pesantren Taruna Al-Quran Yogyakarta. Beliau juga seringkali dilibatkan oleh pamannya yakni KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten. Guru utama beliau adalah Buya KH. Miskun As-Syatibi, beliaulah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaannya terhadap Al-Qur’an dan pendalaman pengetahuannya kepada Ustadz Adi Hidayat.

Setelah sekian lama beliau mengenyam pendidikan di Ponpes tersebut, Ustadz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus yakni dalam ilmu agama dan umum, tidak hanya itu saja beliau juga didaulat untuk menyampaikan makalah ilmiah yang berjudul “konsep ESQ dalam Al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf.  Kemudian pada tahun 2003, beliau mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas Al-Azhar Kairo, beliau pun diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik.

Tahun 2005, beliau mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah di Tripoli, Libya. Di Libya, Ustadz Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu, baik terkait dengan Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan lain-lain. Kecintaannya pada Al-Qur’an dan Hadits menjadikan beliau mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha untuk memahami kedalaman maknanya.

Singkat cerita, di akhir tahun 2009, Ustadz Adi Hidayat diangkat sebagai ketua dewan khatib Jami' Dakwah Islamiyyah Tripoli atau disebut Aminul Khutaba. Dengan posisi ini, beliau mempunyai kewenangan untuk menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah di Tripoli, Libya. Selama menimba ilmu di Tripoli, Libya, Ustadz Adi Hidayat menyelesaikan pendidikan S1 nya dalam kurun waktu 2,5 tahun dan jenjang pascasarjana ia selesaikan dalam waktu 2 tahun di Islamic Call College Tripoli, Libya. Selama hampir 6 tahun di Libya, pada 2011 Adi Hidayat pulang ke Tanah Air dengan membawa gelar L.c (License), gelar sarjana di kawasan Timur Tengah.


Ustadz Adi Hidayat menerima gelar Doktor Kehormatan (honoris causa) dalam kontribusi di bidang pengetahuan, budaya, dan dakwah dari Universitas Astrolabe Istanbul (IAU) Istanbul, Turki, pada Kamis (28/11/2019), gelar Doktor kehormatan ini langsung diserahkan oleh Presiden Erdogan dalam pembukaan acara Internasional Halal Expo 28 November 2019. Dalam unggahan akun media sosial Instagram Ustadz Adi Hidayat @adihidayatofficial pada Selasa 12 Desember 2019 terdapat foto surat undangan yang langsung ditandatangani oleh Ketua Universitas Astrolabe Istanbul (IAU), Prf. M. Kher Alghabani.

SANAD KELIMUAN DAN GURU-GURU USTADZ ADI HIDAYAT

Selama menempuh pendidikan, Ustadz Adi Hidayat belajar berbagai disiplin ilmu dari berbagai ulama-ulama dan masyayikh tersohor dari berbagai dunia, inilah sosok guru yang senantiasa membimbing Ustadz Adi Hidayat hingga beliau menjadi sosok hebat seperti sekarang:

1. Buya KH. Miskun As-Syatibi
2. Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim ('Ulumul Qur'an)
3. Syaikh Ali Al-Liibiy ('Ulumul Qur'an)
4. Syaikh Ali Ahmar Nigeria ('Ulumul Qur'an)
5. Syaikh Ali Tanzania ('Ulumul Qur'an)
6. Syaikh Usamah (Guru Tajwid)
7. Syaikh Tanthawi Jauhari (Guru Tafsir)
8. Dr. Bajiqni (Guru Tafsir)
9. Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Guru Hadits)
10. Syaikh Ar-Rabithi (Guru Fiqh dan Ushul Fiqh)
11. Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Guru Fiqh dan Ushul Fiqh)
12. Syaikh Abdul Lathif As-Syuwairif (Guru Lughoh/Bahasa)
13. Dr. Muhammad Djibran (Pakar bahasa dan sastra)
14. Dr. Abdullah Ustha (pakar nahwu dan sharaf)
15. Dr. Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh)
16. Ustaz Ammar Al-Liibiy (Guru Tarikh)

KIPRAH USTADZ ADI HIDAYAT DALAM DAKWAH ISLAM

Setelah beliau selesai menempuh pendidikannya di Libya, beliau kembali ke Indonesia pada tahun 2011 dan mengasuh Ponpes Al-Qur’an Al-Hikmah di Lebak Bulus, Banten. Selang dua tahun kemudian beliau pindah ke Bekasi dan mendirikan yayasan Quantum Akhyar Institute, yakni yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. Yayasan ini juga memiliki program-program yang luar biasa antara lain:

1. Quantum Akhyar Institute
2. Sekolah terbuka UAH
3. Kaderisasi Ulama
4. At-Taisir Learning Center (program TFT, Program Berbaq, Program Kelas Profesi dan Program Hati)
5. Umrah dan Tour serta beasiswa.
6. Akhyar TV

Pada 2013 Adi Hidayat mendirikan Quantum Akhyar Institute yang merupakan yayasan yang bergerak dibidang studio islam dan pengembangan dakwah di Bekasi. Yayasan ini memiliki program seperti sekolah terbuka UAH, kaderisasi ulama At-Taisir learning center (Program TFT, Program Berbaq, Program Kelas Profesi, dan Program Hati), Umrah dan Tour, serta beasiswa.

Tiga tahun kemudian beliau membuka channel Akhyar TV, merupakan program pengembangan yayasan yang beliau dirikan bersama sahabatnya yakni Heru sukari dan Roy Winarto pada November 2016. Beliau menjadikan channel ini sebagai salah satu media utama dalam mengembangkan dakwah Islam di Nusantara.

Sehari-hari Ustadz Adi Hidayat banyak mengisi ceramah-ceramah agama di berbagai tempat. Jamaah yang mengikuti kajiannya sangat banyak dikarenakan ceramahnya mengenai keislaman sangat mudah dipahami oleh banyak orang. Selain itu video ceramahnya juga banyak ditonton oleh jutaan netizen di Youtube maupun di sosial media seperti Facebook. Bahkan akun Instagram Ustadz Adi Hidayat kini telah memiliki jutaan pengikut. Ustadz Adi Hidayat kerap terlihat memberikan kajian di beberapa tempat. Penyampaian yang mudah dipahami, membuat para jemaah betah mengikuti kajiannya.

Selain mengisi Tausiah, beliau juga memiliki banyak aktifitas keagamaan lainnya, seperti menjadi narasumber beberapa seminar tingkat nasional dan Internasional, aktif mengajar di berbagai ta’lim keagamaan, menjadi dosen tamu dan luar biasa Universitas, narasumber Kajian Islam, Dewan Pakar Masjid Al Ihsan Jakapermai Bekasi, serta Direktur Pusat Kajian Islam Quantum Akhyar Institute.

KARYA-KARYA USTADZ ADI HIDAYAT

Pendidikan yang telah beliau tempuh sekian lama dan dibimbing oleh guru serta ulama yang hebat ternyata tidak sia-sia, pengorbanan beliau selama ini akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan, salah satunya dengan karya-karya beliau berikut:

1. Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (tahun 2010)
2. Quantum Arabic Metode Akhyar (2011)
3. Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (2012)
4. Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (2012)
5. Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (2012)
6. Persoalan Hadist-hadist Populer (2013)
7. Ilmu Hadist Praktis (2013)
8. Tuntunan Praktis Idul Adha (2014)
9. Pengantin As-Sunnah (2014)
10. Buku Catatan Penuntut Ilmu (2015)
11. Pedoman Praktis Ilmu Hadist (2016)
12. Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (2017)
13. Muslim Zaman Now (2018)

KISAH TELADAN BERSAMA IBU DAN AYAHNYA

Ibu dari Ustadz Adi Hidayat merupakan ibu rumah tangga biasa yang sangat sayang kepada keluarganya. Keimanannya yang kuat senantiasa membawa keluarganya menuju tuntunan syariat yang benar. Ada 2 prinsip yang senantiasa ibundanya pegang, yakni disiplin dalam beribadah dan senantiasa menyukai perkara Halal.

Sikap disiplin ibundanya ini terlihat saat ibundanya selalu mengajarkan Al-Qur'an Adi Hidayat bersama dengan keempat saudaranya tersebut selepas Shalat Maghrib. Tidak boleh ada aktivitas lain kecuali mengaji setelah shalat Maghrib. Jika salah satu dari saudara-saudara Ustadz Adi Hidayat tidak hadir, maka salah satu dari mereka disuruh untuk mencarinya sampai ketemu. Pernah Adi hidayat kecil bersembunyi di bawah lemari, dan keempat saudaranya mencari hingga didapatinya Adi Hidayat bersembunyi di bawah lemari.

Ibunda Ustadz Adi Hidayat juga sosok ibu yang senantiasa memastikan bahwa apa yang masuk kedalam perut anak-anaknya benar-benar dalam kondisi Halal. Hal ini terbukti saat ibundanya membeli ayam untuk dikonsumsi, beliau tidak pernah membeli ayam yang sudah mati, akan tetapi beliau membeli ayam hidup dan meminta pedagangnya menyembelih dihadapannya langsung, hal ini beliau lakukan untuk memastikan bahwa apa yang dikonsumsi keluarganya benar-benar Halal.

Kisah teladan lainnya yakni saat bersama ayahandanya, meskipun beliau harus merelakan ayahnya dipanggil Allah S.W.T saat beliau berumur 13 tahun namun beliau memiliki kenangan yang tak terlupakan. Pernah suatu ketika saat beliau diajak ayahnya mengajar di Mushallah beliau pura-pura tertidur untuk mengetahui apa yang dilakukan sang ayah saat beliau tertidur dan selama perjalanan pulang. Dengan penuh kasih sayang, ayahnya menggendongnya pulang kemudian meletakkan beliau di atas tempat tidur, saat itulah Adi bangun. Mengetahui sang anak pura-pura tidur, sang ayah bukannya marah namun tersenyum dan mengajaknya bermain.

0 comments:

Post a Comment