//]]> ALASAN DIHARAMKANNYA MERAYAKAN HARI VALENTINE - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

February 05, 2019



Spirit Muslim. Bahaya hari Valentine kini kian menjadi ancaman yang cukup serius, terutama bagi kalangan remaja dan muda-mudi yang kini mulai terperangkap dalam kemajuan zaman. Pada hari Valentine cukup banyak mengandung kerugian daripada manfaat yang diperoleh, mulai dari ajang perzinahan hingga perbuatan Syirik. Jika hal semacam ini dibiarkan terus menerus dari zaman ke zaman bukan tidak mungkin kualitas personal keimanan seseorang akan mengalami penurunan.

Sudah saatnya, kesadaran akan identitas Islam harus ditumbuhkan kembali dalam jiwa generasi penerus umat Islam sebagai tameng untuk melindungi umat Islam dari pengaruh buruk kehidupan dunia. Islam melarang umatnya untuk merayakan hari Valentine bukan tanpa dasar dan alasan, akan tetapi Islam melarang umatnya merayakan hari Valentine dengan banyak sekali alasan, salah satu alasan utamanya adalah untuk melindungi umatnya dari kerusakan moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang kini mulai tergerus perkembangan zaman. Lantas alasan-alasan apa saja yang membuat merayakan hari Valentine menjadi Haram bagi umat Islam ? berikut penjelasan selengkapnya.

Baca Juga: Haram hukumnya merayakan hari Valentine bagi umat Islam
1. Valentine merupakan hari raya Bid’ah yang tidak ada dasarnya di dalam syariat islam.

Bid’ah merupakan sebuah perbuatan yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah S.A.W. Secara garis besar, Bid’ah terbagi menjadi 2 bagian, yakni Bid’ah Hasanah (Bid’ah yang baik) dan Bid’ah Dholalah (Bid’ah sesat). Valentine dalam hal ini termasuk dalam kategori Bidah Dholalah karena Valentine merupakan sebuah budaya atau kebiasaan yang lahir dari kaum kafir dan sudah jelas tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah S.A.W dan sangat jauh dari nilai-nilai ajaran Islam.

Ikut serta dalam perayaan Valentine dalam bentuk apapun (meskipun hanya untuk bermain-main) sama halnya dengan kita melakukan Bid’ah Dholalah. Dan bagi mereka yang melakukan Bid’ah Dholalah, maka amalannya akan tertolak, Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berikut :

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Artinya:
"Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Artinya:
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (H.R. Muslim).

2. Valentine mengandung unsur Tasyabbuh (menyerupai kaum kafir).

Menyerupai kaum kafir merupakan salah satu perbuatan yang diharamkan dalam Islam, karena hal tersebut sama saja dengan mendukung segala macam kegiatan dan acara yag dilakukan oleh kaum Kafir. Pun begitu pula halnya dengan merayakan hari Valentine, Valentine merupakan kebudayaan yang berasal dari kaum kafir, maka apabila kita sebagai umat Islam turut serta merayakan hari tersebut, maka itu sama halnya dengan kita menyerupai dan mendukung perbuatan kaum kafir tersebut. Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam pun bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم

Artinya:
"Siapa yang meniru suatu kaum maka dia bagian dari kaum tersebut.” (H.R. Abu Daud).

Selain itu, kegiatan ikut-ikutan merayakan Valentine day’s telah dianggap sebagai salah satu bentuk kekufuran manusia atas nikmat-nikmat Allah S.W.T. Dan Allah SWT pun berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim”. (Q.S. Al- Maidah: 51).

3.Valentine = Hari zina internasional.

Valentine memang mengajarkan kasih sayang, namun keberadaannya kini mengalami pergeseran makna yang jauh dari esensi asalnya. Lebih-lebih jika hari tersebut dirayakan oleh remaja dan muda-mudi yang tidak terikat oleh pernikahan maka rasa kasih sayang pada hari Valentine tidak lebih dari sebuah hasrat untuk melakukan perzinahan dan melampiaskan hawa nafsu belaka.

Mungkin dunia barat menganggap pergaulan bebas pada hari Valentine sebagai sebuah kebiasaan yang lumrah karena mereka menganggap bahwa itu adalah kebebasan dalam sebuah demokrasi, namun tidak demikian dengan yang ada di Indonesia, mayoritas penduduk di negara ini adalah Muslim dan perzinahan dalam Valentine tak ubahnya musibah besar yang harus dihindari oleh umat Islam. Allah S.W.T berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya:
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra': 32).

4. Mengandung unsur syirik .

Jika kita lihat salah satu versi sejarah asal mula hari Valentine, maka kita akan menemukan bahwa hari Valentine merupakan salah satu hari yang dimanfaatkan oleh kaum Romawi untuk mengagungkan dewa-dewa mereka, lebih tepatnya Dewa Nimrod dan Lupercus.

Sudah barang tentu jika kita sebagai umat Muslim turut serta merayakan hari Valentine sama saja kita turut mengagungkan dewa-dewa tersebut, jika sudah begini secara tidak langsung akan mendekatkan diri kita terhadap perbuatan Syirik (Menyekutukan Allah S.W.T). Dalam sebuah ayat Al-Qur'an, Allah S.W.T berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا

Artinya:
“Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.” (Q.S. An-Nisa’: 116)

Dalam kitabnya yang berjudul Ahkamu Ahlidz Dzimmah, Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan bahwa:
“Memberikan ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari Valentine, dan lain sebagainya) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan Ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
5.Menuruti hawa nafsu syetan dan kesenangan sesaat.

Dalam perayaan Valentine sudah tentu seseorang akan mempersembahkan yang terbaik pada hari itu, entah untuk kekasihnya, maupun orang-orang terdekat yang ia sayang. Untuk mewujudkan itu semua tentu tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan, entah itu untuk membeli bingkisan, pakaian, dan lain sebagainya. Padahal semua itu tak lebih dari tipu daya syetan dan hawa nafsu untuk kesenangan sesaat.

Daripada harta tersebut digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti itu, lebih baik kita tasarufkan untuk kemaslahatan umat dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Allah SWT berfirman :

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

Artinya:
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Q.S. Al-Isra’: 26-27).

0 comments:

Post a Comment