//]]> SUBHANALLAH, TERNYATA SAYAP LALAT MENGANDUNG OBAT - SPIRIT MUSLIM (SPIRUM)

June 07, 2017



Spirit Muslim. Apa yang terlintas dibenak anda ketika disebut kata "Lalat" ?. Hewan kotor yang menjengkelkan dan mungkin anda akan merasa jijik dengan serangga yang satu ini. Banyak yang tidak suka dengan kehadiran lalat karena diidentikkan dengan hal-hal kotor. Namun siapa sangka, dibalik kotornya lalat ternyata menyimpan beberapa manfaat. Salah satunya sayap lalat bermanfaat untuk menetralkan racun. Bahkan fakta ilmiah telah membuktikan bahwa salah satu sayap lalat mengandung obat. Kandungan sayap lalat ternyata bisa digunakan untuk obat sekaligus penawar racun yang dibawa oleh lalat itu sendiri.

Dalam Islam hal demikian memang dibenarkan, hal demikian diperkuat dengan adanya hadits bahwa sayap lalat mengandung racun dan obat, salah satu sayap mengandung racun dan sayap yang sebelahnya lagi mengandung penawar dari racun tersebut.
Lalat merupakan serangga yang sangat umum dijumpai. Lalat memiliki hampir 87.000 spesies. Secara ilmiah telah terbukti bahwa lalat hidup di sampah dan limbah organik yang mengandung sejumlah besar bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya serta kuman. Oleh karena itu tidak mengherankan jika berbagai penyakit bisa ditimbulkan karena hinggapnya lalat diatas makanan yang hendak kita makan.

Sebagian besar Muslim mempercayai jika lalat yang jatuh pada makanan atau minuman maka hendaknya lalat tersebut dicelupkan sekaligus sampai semua tubuhnya tenggelam kedalam minuman. Ini dikarenakan jika tidak dicelupkan seluruh tubuh lalat tersebut dikhawatirkan makanan atau minuman tersebut akan beracun karena sebagian sayap lalat mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh. Karena penawar dari racun tersebut ada di sayap yang sebelahnya lagi, maka Islam menganjurkan untuk menenggelamkan semua tubuh lalat tersebut agar penawar tersebut dapat bercampur untuk menetralkan racun tersebut.


Penjelasan mengenai hal ini terdapat dalam sebuah hadits nabi dimana Rasulullah S.A.W menjelaskan, jika ada lalat jatuh di minuman, maka hendaknya lalat itu dicelupkan sampai tenggelam kemudian membuangnya karena sayap yang satu mengandung racun dan sayap satunya lagi mengandung penawarnya.

Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: "Apabila lalat jatuh di bejana salah satu diantara kalian, maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya".

Dari Anas bin Malik r.a Rasulullah S.A.W bersabda; "Apabila lalat jatuh pada bejana salah satu diantara kalian, maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat obat". (H.R. Bukhari, Ibnu Majjah, dan Ahmad).

Kedua Hadits tersebut bisa diperhatikan bahwa didalamnya mengandung dua aspek penting, yakni:

1. Aspek Fiqih.
2. Aspek kesehatan.

Aspek fiqih, Hadits tersebut menyatakan bahwa seekor lalat yang jatuh kedalam air atau cairan tidak menjadikan air atau cairan tersebut menjadi najis. Ini dikarenakan dalam tubuh lalat tidak mengandung darah yang mengalir dalam tubuhnya. Hal ini telah dibuktikan oleh sebagian dokter di dunia. Hal demikian juga dibenarkan oleh para Ulama Salaf, mereka berpendapat demikian karena Rasulullah S.A.W memerintahkan agar lalat yang jatuh pada minuman untuk dibenamkan sekalian sampai mati, terutama jika minumannya panas. Ini merupakan isyarat bahwa didalam tubuh lalat tidak ada darah yang mengalir, seandainya saja lalat mengandung darah tentu Rasulullah melarang untuk membenamkan lalat tersebut karena darah bersifat najis.

Aspek medis, dikutip dari halaman Dr. Zaghloul El-Nagger yakni elnaggarzr.com, seorang profesor Muslim di bidang sains, memberikan penjelasan ilmiah tentang hadits ini. Menurut El-Nagger, Hadits ini berarti bahwa lalat itu membawa penyakit di salah satu sayapnya, dan obat dari penyakit tersebut di sayap yang lain.

Ketika seekor lalat jatuh kedalam wadah/bejana (makanan atau minuman), lalat tersebut membawa mikroba di salah satu sayapnya sebagai pertahanan diri. Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam komentarnya tentang hadits ini bahwa salah satu ulama mengamati bahwa lalat melindungi dirinya dengan sayap kiri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa lalat membawa obat atau penangkal di sayap kanannya. Jadi jika lalat direndam di wadah tempat ia jatuh, obat penawar tersebut akan melebur menjadi satu dan menghancurkan racun atau mikroba yang dibawa lalat itu sendiri.

Abu Ubaid r.a berkata bahwa lalat dibenamkan kedalam minuman karena itu akan melarutkan obat dari sayap yang satunya lagi sebagaimana racun dari sayap yang jatuh kedalam makanan. Lebih lanjut mari kita lihat beberapa penelitian ilmiah berikut mengenai sayap lalat.

PENELITIAN MACQUAIRE UNIVERSITY, AUSTRALIA.

Ilmu pengetahuan menyikapi temuan ini beragam. Misalnya penelitian Departemen Ilmu Biologi, Macquaire University, Australia. Para ilmuwan Australia tengah mencari antibiotik baru yang diharapkan bermanfaat bagi kehidupan. Uniknya, antibiotik yang dimaksud itu baru ditemukan pada permukaan tubuh dan sayap lalat.

Dasar penelitian ini adalah teori tentang sistem pertahanan pada tubuh lalat terhadap mikroba. Sistem pertahanan itu dianggap luar biasa karena lalat mampu bertahan hidup di kotoran, sampah, daging dan buah ditengah ancaman bakteri, virus, kuman dan mikroba berbahaya lain.

"Penelitian kami adalah sebagian kecil dari upaya penelitian global untuk menemukan antibiotik baru. Tapi kami sedang mencari dimana kami yakin belum semua orang tahu itu (antibiotik pada lalat)". Ungkap Ms. Joanne Clarke yang mempresentasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat Australia dalam Mikrobiologi Conference di Melbourne beberapa waktu lalu.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh MacQuaire University, para ilmuwan menguji empat spesies lalat yang berbeda, yakni lalat rumah, lalat domba, lalat buah, serta lalat buah Queensland yang bertelur pada buah segar. Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa larva dari lalat buah ini tidak membutuhkan banyak senyawa antibakteri karena mereka tidak hidup dengan banyak bakteri. Berbeda dengan larva lalat jenis lainnya yang banyak hidup di kotoran dan sampah yang mana dalam tubuh mereka terdapat senyawa antibakteri yang lebih banyak dari lalat buah sebagai bentuk pertahanan mereka dari berbagai macam bakteri, mikroba, dan virus lainnya.

Namun demikian, semua jenis lalat pada dasarnya memiliki antibakteri yang berada di kulit dan sayap mereka. Antibakteri itu diekstraksi sederhana oleh lalat untuk menjaga tubuh mereka. "Kami sekarang berusaha untuk mengidentifikasi senyawa antibakteri tertentu (pada tubuh lalat)", kata Ms. Clarke.


PENELITIAN UNIVERSITAS QASIM, ARAB SAUDI.

Penelitian yang mirip juga dilakukan tim Mikrobiologi medis, Fakultas Sains, Universitas Qasim, Arab Saudi. Beberapa peneliti muda yang dibimbing oleh dr. Jamal Hamid, dan dikoordinasi oleh dr. Shalih Ash-Shalih (seorang da'i terkenal di Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi mengenai sayap lalat.

Laporan hasil penelitian ini mereka presentasikan pada acara 'Student Research Seminar' Universitas Qasim, KSA. Metode yang mereka gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) mikroba, termasuk bakteri E. Coli pada air steril di dua wadah.

Setelah itu pada wadah pertama dicelupkan seluruh tubuh lalat kemudian dibuang. Pada wadah kedua lalat hanya dijatuhkan saja tanpa ditenggelamkan lalu dibuang.

Hasilnya mengejutkan, masuknya lalat pada makanan atau minuman dengan dan tanpa dicelup ternyata memberikan hasil berbeda secara signifikan.

Pada wadah pertama, awalnya nampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli. Namun pertumbuhannya terhambat oleh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak yaitu Actinomycetin dan Actinomycin.

Adapun wadah kedua, setelah diidentifikasi ternyata pada air steril itu justru ditumbuhi oleh koloni  bakteri patogen tipe E. Coli yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit.

Namun demikian, belum semua kalangan mendukung penelitian itu. Misalnya hasil survei yang dilakukan oleh Orkin terhadap 1.015 orang. Mereka menyimpulkan, cuma 3% saja orang akan kembali menenggak minumannya saat ada lalat masuk kedalam minuman atau makanan mereka. Tak lain karena mayoritas dari mereka merasa jijik jika harus meminum atau memakan sesuatu yang telah dihinggapi lalat.

"Banyak pelanggan restoran mungkin tidak meyadari bahwa lalat rumah dua kali lebih kotor seperti halnya kecoa", kata Ron Harrison, direktur Entomologi dan layanan teknis di Orkin, saat mengumumkan hasil survei tersebut, seperti dikutip dari huffingtonpost.com.

"Sangat penting bagi setiap orang untuk memahami besarnya ancaman kesehatan dari seekor lalat, sehingga mereka dapat membantu mencegah penularan penyakit berbahaya dan bakteri", terang Harrison.

Bahkan, Organisasi kesehatan dunia (WHO) memiliki banyak laporan tentang lalat rumah (Musca Domestica) tentang bagaimana mereka dapat menyebarkan penyakit dan infeksi. Lalat umum, khususnya makanan dan limbah, dimana dia dapat menjadi agen penyakit dan kemudian menyebar ke tempat lain. 

WHO melanjutkan, lalat dapat menyebarkan penyakit karena mereka makan secara bebas pada makanan manusia dan materi kotor. Beberapa penyakit yang diakibatkan lalat diantaranya infeksi mata, infeksi kulit dan infeksi Enterik (seperti diare). Sementara Orkin menunjukkan bahwa lalat rumah juga dapat menularkan telur parasit cacing.

Penemuan tersebut memang masih mengalami pertentangan di berbagai kalangan, hal ini tak lain karena higienitas dari lalat itu sendiri. Namun pada saat kita bear-benar membutuhkan makanan atau minumann yang mana tidak ada pilihan lain selain memakan makanan atau meminum minuman yang sudah tercampur lalat tersebut maka kita dapat menerapkan teknik mencelupkan lalat ini untuk berjaga-jaga agar racun dalam lalat dapat dinetralkan.

0 comments:

Post a Comment